Wednesday, April 30, 2008

Faca kontrol...

Tadi malam Faca kontrol ke dokter Saiful. Tidak seperti biasanya kalo mau kontrol ke dokter biasanya dalam pikiranku sudah ada daftar2 pertanyaan yang akan aku tanyakan kedokternya berkaitan dengan kondisi Faca, tapi tadi malam tidak ada sama sekali. Apakah ini petanda bahwa aku sudah terlalu pasrah dan merasa sudah tidak ada yang perlu ditanyakan, karena kalaupun aku bertanya aku mungkin sudah tau jawabannya ato apakah aku sudah kehabisan pertanyaan tentang hal2 yang ingin kuketahui. Pikiranku saat itu ya menunggu penjelasan dokternya saja.
Ketika masuk ruang praktek, seperti biasa pertanyaan pembuka pak dokter adalah sudah bisa apa dalam 3 bulan ini sejak terakhir kontrol. Kebanyakan jawaban kami adalah ya masih sama seperti dulu, masih banyak yang belum bisa dilakukan. Setelah Faca selesai diperiksa aku tanya bagaimana pengamatan dokter mengenai kondisi Faca, menurut blio sambil melihat medical recordnya Faca yg terakhir, Faca tidak mengalami kemunduran, ada progressnya sedikit, reflek yg 3 bulan lalu tidak ada sekarang ada, tp ada juga reflek yg seharusnya sudah hilang di Faca masih ada yg menandakan otak kecilnya belum berkembang sempurna, tetapi ada satu yang belum kelihatan kemampuan Faca untuk mengangkat tangannya atas kemauan sendiri dan bukan karena refleknya yang belum ada. Soal otot pernapasannya juga masih baik katanya, kalo sering tersedak itu krn ada sesuatu yg menghambat jalan pernapasannya.
Mendengar penjelasan pak dokter rasanya masih banyak yang belum aku lakukan untuk Faca. Ketika blio bertanya apakah sering diputarkan musik, kami jawab sering. Terus lagu apa yang diputarkan,lagu klasik lullabay semacam itulah jawab kami. Aku yakin pasti pendapatnya blio adalah kenapa tidak lagu religi yang ringan2 saja untuk anak2 yang diputarkan. Akhirnya blio yang menyanyikan lagu religi untuk Faca, dan itu selalu dilakukannya kalo Faca kontrol.
Intinya banyak yang dijelaskan oleh blio, tentang cara makan dan minum, tentang tidak perlunya suplemen penambah darah krn efeknya tidak baik karena lebih baik didapat dari sumber2 yang alami saja, tentang variasi makanan untuk Faca, tentang mengantisipasi kalo Faca tersedak dll. Sambil tidak lupa blio juga mengingatkan kalo Faca sebentar lagi milad yang ke 4. Setelah selesai blio mendoakan supaya mudah2an Faca cepat sembuh. Amiin.

Saturday, February 23, 2008

Hasil psikotes Didif....

Hari Sabtu kemarin kami ke Almuslim untuk mengambil hasil pengumuman tes masuk SD dan psikotesnya yg dilakukan minggu lalu. Begitu amplop kami buka yang aku cari adalah kata "diterima" dan ternyata memang diterima. Setelah itu baru melihat hasil psikotesnya. Tersenyum adalah ekspresi pertama, karena hasilnya ternyata memang seperti yg kami bayangkan. Dari 3 hal yg menjadi perhatian kami yaitu masalah motorik halusnya, konsentrasi dan emosinya ternyata masalah konsentrasi dan emosinya mendapat penilaian "Sedang" dan cuma 2 hal itu yg paling rendah nilainya dibandingkan point2 lain yg mendapat penilaian. Aspek2 lain nilainya rata2  semua alias cukup dan normal saja :). Langkah selanjutnya adalah menunggu....


Tuesday, January 15, 2008

Kebahagiaan adalah sebuah pilihan....

Untuk menjadi bahagia dalam hidup merupakan sebuah pilihan, tidak tergantung pada pencapaian materi maupun obsesi pribadi lainnya. Apakah kita cukup berbahagia dengan keadaan yang ada saat ini atau menunggu untuk berbahagia setelah segala kebutuhan materi terpenuhi? Sepenuhnya merupaka sebuah keputusan pribadi.
Kebahagiaan didapat oleh hati yang selalu bersyukur...

Monday, December 24, 2007

Kontrol ke Pak Dokter....

Tgl 19 Des kemarin, Faca kontrol ke dr. sarafnya, sudah agak lama Faca gak sowan ke dr nya ini, hampir 6 bulan. Menghadapi lalulintas yang sangat ruwet karena besoknya libur Idul Adha, kami pikir pasti sampe sana kami akan lama menunggu sampai malam karena harus menunggu antrian pasien. Karena dokter yang satu ini kalo meriksa pasien tidak pernah sebentar, 1 pasien minimal 30 menit. Tp untungnya sampe sana Faca gak perlu nunggu lama, krn begitu pasien sebelumnya keluar, Faca langsung masuk soalnya gak ada pasien lain. Seperti biasa pak dokter dengan lembut dan senyumnya menanyakan kabar dan kondisinya Faca, apa saja yang terjadi dalam rentang waktu 6 bulan ini. Tidak banyak yang kami sampaikan krn memang kondisinya masih seperti sebelumnya. Ketika Faca diperiksa, sambil memeriksa pak dokter menyanyikan lagu anak2 berbahasa Arab untuk Faca dengan bait terakhir “mudah2an Farza jadi anak cantik dan sholeha”. Terus terang aku senang dengan perhatian yang diberikan beliau untuk Faca. Ketika selesai pemeriksaan, aku tanya bagaimana pengamatan beliau terhadap kondisi Faca. Katanya refleknya bagus dan bagian tubuh yang kanan sepertinya lebih dominan dan gerakan bola matanya juga sudah jauh lebih berkurang goyangnya. Obat masih sama tp dosis dinaikkan karena BBnya Faca sudah bertambah lagi (Alhamdulillah).
Kalo membandingkan antara dr. rehab medis dan dr . sarafnya Faca memang ada perbedaan karakter yang sangat jelas, tp aku merasa itu malah saling melengkapi. Kalo dr.rehab medisnya orangnya sangat lugas,jutek  tanpa basa basi, kalo memang pahit dia akan sampaikan secara saklek walaupun waktu pertama aku sempat nangis dimobil ketika mendengar diagnosanya, sempat aku berucap kok ya ada dokter kayak gitu. Tp setelah itu aku merasa dengan apa yang disampaikan aku bisa menata mentalku kalo memang misalnya kenyataannya nanti harus seperti itu, dan setelah itu kalo Faca control lagi ke dr.rehab medisnya aku sudah terbiasa ketika memang tidak ada yang “bagus” yang disampaikan mengenai kondisi Faca. Tp satu hal yang aku hargai adalah bagaimana dia menyampaikan agar kami selalu meningkatkan kualitas hidup Faca .
Kalo dengan dr. sarafnya pribadi yang santun, sabar serta tutur katanya lembut. Apa yang disampaikan adalah hal2 yang positif dan selalu membesarkan hati kami. Dia bukan seorang dokter anak, tp terhadap anak2 sangat care. Hikmah yang kami ambil dr uraian dokter ini adalah jangan putus asa, terus berikhtiar dan segala sesuatunya tidak ada yang tidak mungkin kalo Allah SWT sudah berkehendak.
Amiin, Insha Allah…

Monday, November 19, 2007

Stroller baru Faca

Sebetulnya  hari minggu kemaren, aku gak ada niat buat keluar jalan2. Walopun agak suntuk juga dirumah, tp tak tahan hasrat hati untuk ngajak jalan mas nng secara kalo keluar rumah pasti akan keluar juga pengeluaran (pinginnya sih menghemat).  Tapi tiba2 mas nng ngajak jalan, aku tanya mo kemana, cari strollernya adik kata mas nng. Tanpa bertanya aku langsung siap2 aja. Kalo dirunut kebelakang sebetulnya sebelum puasa aku sempat mengirim imel ke mas nng tentang kemungkinan untuk membelikan adik stroller yang baru karena stroller yang lama sudah kurang nyaman untuk dia secara badannya sudah lebih tinggi sehingga kakinya kepanjangan, kemudian rodanya yang mulai seret ketika strollernya didorong mungkin karena bebannya juga sdh lebih berat. Tapi imel yang aku kirim tidak mendapat tanggapan dr mas nng dan aku juga  belum pernah membahasnya lagi.
Akhirnya kemarin, sang bapak membelikan juga si Faca stroller. Stroller yang aku incar adalah merk M******N krn dari googling merk ini memang menyediakan stroller untuk anak “SN”. Toko baby pertama yang didatangi adalah yang didaerah Kertajaya, sempat agak lama disana sambil melihat merk2 yang lain, siapa tau ada merk lain yang lebih sesuai dengan kebutuhan Faca. Karena agak bingung akhirnya kami bilang ke si mbak SPG bahwa kami membutuhkan stroller yang memang bisa untuk anak 3 thn, anak yang special needs dengan keterbatasan2 yang dimilikinya, dengan kapasitas bebannya lebih besar. Si mbak ternyata juga menyarankan merk M******N dengan tipe T***** Xt, dengan pertimbangan tipe ini kapasitasnya sampe 25 kg. Aku sreg juga dengan tipe ini walopun mikir juga dengan harganya yang lumayan gede untuk ukuran stroller. Merk ini aku suka krn bentuknya yang simple, ramping tapi kokoh, rodanya manteb dibanding stroller lama, serta kalo dilipat ringkes aja dan tidak makan tempat. Sayang tiap tipe cuma sedia 1 item aja jg gak bisa pilih warna. Setelah bisik2 dengan mas nng, kami putuskan untuk survey dulu ke mothercare siapa tau lebih murah. Ternyata disana lebih mahal hampir 300 ribu, tetapi dimothercare kami malah nemu accessories untuk ngelengkapi stroller yang akan dibeli, ya udah kami beli aja mumpung nemu.  Akhirnya kami balik lagi ke baby shop tsb untuk beli stroller si adik, ketika mutuskan deal aku ngucap Bismillahirromaanirrohiim Insha Allah barokah, Insha Allah mukjizat Allah SWT juga akan datang sehingga adik juga tidak akan lama memakai stroller ini. Amiin.

Thursday, November 8, 2007

Selamat Ulang Tahun Didif



Didif sayang selamat ulang tahun yang ke 6 ya nak. Semoga Didif selalu dalam lindungan Allah SWT, dianugrahi rezeki berupa kesehatan yang terbaik yang Allah berikan kepadamu, semoga menjadi anak yang sholeh dianugrahi budi pekerti yang santun dan sabar yang dapat menjadi penyejuk mata dan hati kami, semua yang meyayangimu dan orang-orang disekitarmu. Doa mama dan bapak selalalu menyertaimu sayang. Amiin. Keep smile my beloved son.

Monday, October 15, 2007

Kartu Lebaran Didif

Dua hari sebelum lebaran, sepucuk kartu lebaran tergeletak diteras rumah dikirim oleh pak pos. Tumben hari gini ada kartu lebaran pikirku, begitu aku lihat aku langsung tersenyum sendiri ternyata kartu lebaran itu dikirim oleh Didif dengan alamat sekolahnya, yang berarti dia mengerjakannya disekolahnya. Sengaja kartu lebaran itu tidak aku buka, nunggu Didif pulang dari rumah eyangnya. Begitu dia pulang, langsung kutunjukkan ke dia.
Aku   : "Dif, terimakasih ya kartu lebarannya sudah mama terima".
Didif : Sambil tersenyum malu, " Ma, maaf ya tulisanku jelek mungkin mama    gak   bisa baca".
Aku   : "Gak sayang, tulisannya Didif bagus kok, mama bisa baca yang Didif tulis".
Didif : " Aku kok heran ya Ma, pak posnya kok tau alamat rumah kita padahal aku nulis nomernya salah".
Aku : "Oh..nomer rumahnya betul kok, mungkin sama bu guru dibetulin jadi pak posnya gak salah kirim".

Waktu bapaknya pulang, bapaknya sempat bertanya," Ma, ini apa?". Itu kartu lebaran dari Didif buka aja mas, sengaja memang belum aku buka nunggu mas pulang, kataku. Begitu Bapaknya buka dia juga tersenyum simpul. Didif lagi lagi meminta maaf ke Bapaknya karena tulisannya yang menurut dia jelek. Terimakasih Didif, kartu lebaran pertamamu buat kami akan kami simpan sebagai kenangan.