Monday, October 15, 2007

Kartu Lebaran Didif

Dua hari sebelum lebaran, sepucuk kartu lebaran tergeletak diteras rumah dikirim oleh pak pos. Tumben hari gini ada kartu lebaran pikirku, begitu aku lihat aku langsung tersenyum sendiri ternyata kartu lebaran itu dikirim oleh Didif dengan alamat sekolahnya, yang berarti dia mengerjakannya disekolahnya. Sengaja kartu lebaran itu tidak aku buka, nunggu Didif pulang dari rumah eyangnya. Begitu dia pulang, langsung kutunjukkan ke dia.
Aku   : "Dif, terimakasih ya kartu lebarannya sudah mama terima".
Didif : Sambil tersenyum malu, " Ma, maaf ya tulisanku jelek mungkin mama    gak   bisa baca".
Aku   : "Gak sayang, tulisannya Didif bagus kok, mama bisa baca yang Didif tulis".
Didif : " Aku kok heran ya Ma, pak posnya kok tau alamat rumah kita padahal aku nulis nomernya salah".
Aku : "Oh..nomer rumahnya betul kok, mungkin sama bu guru dibetulin jadi pak posnya gak salah kirim".

Waktu bapaknya pulang, bapaknya sempat bertanya," Ma, ini apa?". Itu kartu lebaran dari Didif buka aja mas, sengaja memang belum aku buka nunggu mas pulang, kataku. Begitu Bapaknya buka dia juga tersenyum simpul. Didif lagi lagi meminta maaf ke Bapaknya karena tulisannya yang menurut dia jelek. Terimakasih Didif, kartu lebaran pertamamu buat kami akan kami simpan sebagai kenangan.

Thursday, October 4, 2007

Progress Faca

Tadi sore habis ngantar Faca terapi, ada beberapa hal yang menjadi pujian dari terapisnya terhadap progressnya Faca. Yaitu tadi ketika didudukkan dengan memakai collar dan korsetnya, tangan kirinya sudah lebih kuat untuk menahan badannya. Kalau kemarin-kemarin tangannya masih “capek” kalo harus diposisikan menahan badannya, tadi sudah lebih lumayan agak lama dia bisa menahan tangannya agar dalam posisi tsb. Terus sekarang Faca juga sudah bisa punya “trik” kalo dia sudah bosan ato capek,  dia akan sengaja menjatuhkan kepalanya kebelakang , dia akan “mewek” kalo diminta untuk belajar menahan kepalanya sampe terapisnya juga bilang “Faca sudah mulai bandel ini” tentunya dengan nada guyon. Berarti Faca sudah bisa memberikan tanda kalo dia sudah bosan, karena selama ini Faca sepertinya pasrah saja kalo sedang latihan. Sampe mbak terapisnya sering ngomong,”ayo Ca marah aja gak apa-apa”. Terapisnya ingin lihat Faca marah atau nangis  karena Faca memang jarang marah ataupun nangis.
Alhamdulillah hari ini latihannya tidak sia-sia, soalnya biasanya kalo moodnya lagi jelek latihannya juga tidak bisa efektif. Pernah sangking ngantuknya, dia latihan sambil matanya merem  mau melek gak kuat lucu juga jadi ngelihatnya (kayak orangtua kalo lagi ngantuk sambil duduk kan biasanya kepalanya “tekuk tekuk”) alhasil jam latihannya jadinya diperpendek.  Pelan-pelan ya Nak, InshaAllah lama-lama Faca akan bisa. Amin.