Masuk Jogya ba'da Magrib dengan total perjalanan dari BSD Tangsel sekitar 14 jam melalui jalur utara.
Masuk Jogyakarta kami langsung check in ke hotel. Istirahat sebentar meluruskan badan dan mandi lalu kami memutuskan makan malam di Bakmi Jowo Mbah Gito. Kami memilih ini berdasarkan referensi dari Yogyes. Sebelumnya dalam liburan yg lalu, sebetulnya kami sudah sempat kesini tetapi ternyata sudah habis sehingga tidak lagi menerima pengunjung walaupun saat itu masih ramai yang makan disana. Dalam kunjungan kali ini ternyata kami masih berjodoh serta bisa langsung dapat tempat. Tempatnya unik serta nuansa tradisional terasa, interiornya semua serba kayu dengan pramusaji yang berpakaian lurik semua.
|
Bakmi Jowo Mbah Gito Jogyakarta |
|
Mie Nyemek dan Wedang Uwuh |
Sajian andalannya tentu saja bakmi Jowo, godhok,nyemek ataupun goreng. Enak dan segar dikala cuaca Jogya yang habis hujan saya menyantap ini ditemani dengan segelas wedang uwuh.
Setelah dari sini kami masih melanjutkan untuk menonton film disebuah mall yang baru saja dibuka di Jogya sebelum kembali lagi kehotel untuk beristirahat.
Di hotel ini kami sebelumnya memutuskan untuk tidak mengambil paket sarapan, tujuannya untuk bisa mencoba kuliner pagi di Jogya. Yang ada malah bingung, cari referensi di google kok belum ada yang sreg dihati. Akhirnya sambil berkendaraan saja kami mencari. Gak terasa membawa kami ke daerah Malioboro, baru teringat kalau disini ada soto daging Madura yg terkenal dan legendaris yang terletak dikawasan stasiun Tugu yaitu Soto Sulung yang didirikan sejak tahun 1968. Nasinya pun disajikan secara unik, tidak langsung disajikan dipiring tapi dibungkus kecil-kecil dan pengunjung bisa mengambil sesuka hatinya jika 1 bungkus kecil itu belum terasa cukup.
|
Soto Sulung Stasiun Tugu Jogyakarta |
Dari sarapan soto, tujuan berikutnya adalah toko Progo, Jadi toko Progo ini adalah semacam supermarket pecah belah di Jogyakarta yg terkenal dikalangan ibu2 penghobi masak memasak atau tukang foto2 makanan kayak saya ini :). Sayapun taunya juga dari cerita-cerita ibu-ibu tersebut di blognya. Kenapa jadi terkenal, ya karena segala macam alat dan pernak pernik masak memasak serta props untuk foto-foto makanan bisa ditemui disini dengan harga yg setelah saya bandingkan kalau beli di Pasmod BSD dan online shop harganya lebih murah. Jadi gak terasa saja itu keranjang belanjaan saya sudah penuh, sehingga membuat saya berhenti sejenak untuk berpikir mana yang enaknya dikeluarkan lagi dari keranjang biar tidak memberatkan dompet saya :)). Sayang disini saya sampai kelupaan untuk memotret suasana di toko Progo krn keasyikan dan kebingungan untuk memasukkan barang kekeranjang saya sangking banyaknya pilihan :)
Dari Toko Progo kami memutuskan untuk mantai alias pergi ke pantai. Tadinya mau Parangtritis selain tempatnya tidak terlalu jauh, ini kan pantai yang sudah lebih terkenal duluan. Dalam perjalanan yang macet didalam kota Jojya, saya tiba-tiba bertanya ke si bapak, kalau ke Pantai Indrayanti jauh tidak, karena dari gugling saya juga mendapat info kalau pantai di Gunungkidul ini lagi kekinian. Kata si bapak setelah search di GPS katanya sekitar 70 km an dari kota Jogya, ya sekitar memakan waktu 1.5 - 2 jam an. Ya sudah akhirnya kami memutuskan kesana saja, dan juga waktunya tepat sampai sana nanti masih sore dan menjelang sunset.
Diperjalanan menuju kesana kami melewati warung mangut lele Bu Is didaerah Jetis Bantul. Suami saya langsung membelokkan kendaraan memasuki area parkir yg sederhana tetapi luas. Saya sempat bertanya memang sudah digugling apa mangut disini enak? Hahaha kebanyakan saya ini memang mengandalkan hasil review kalau untuk tempat2 makan, penginapan dan wisata. Kata si bapak sudah percaya saya, wong yang parkir banyak berarti ini mangut terkenal dan enak :). Dan ternyata memang uenakk, saya dan si bapak sampai nambah-nambah. Cocok dengan selera kami, lelenya empuk dan bumbunya meresap sekali serta kuah santannya yg suegeerr karena tidak terlalu kental. Selain itu juga ada makanan pendamping lainnya yaitu beberapa sayuran rebus yang segar serta sambal terasinya. Dan yang penting dan buat kami geleng2 segitu banyaknya kami makan untuk 3 orang, yang harus dikeluarkan dari dompet gak sampai 100 rb rupiah :).
|
Mangut Lele Bu Is Bantul |
|
Mangut Lele |
Dari istirahat makan siang kami melanjutkan perjalanan, mampir dulu disebuah musholla untuk sholat. Sempat bertanya kepada seorang bapak disana berapa lama lagi perjalanan yang harus kami tempuh , katanya sekitar 1 jam an lagi. Ternyata 1 jam an itu terasa cukup lama untuk saya yang tidak terlalu menyukai jalan yang naik berkelak kelok, perut rasanya lama2 mual. Tetapi akhirnya kami menemuai jalan yang lurus lebar dan mulus dan disajikan pemandangan yang indah yang menuntun kami menuju kawasan pantai.
Tiket untuk masuk kekawasan ini Rp.9.500/orang dan kita bisa menikmati 8 pantai yang berada dalam satu kawasan ini yaitu Pantai Baron, Pantai Kukup, Pantai Sepanjang, Pantai Drini, Pantai Krakal, Pantai Sundak, Pantai Pulang Sawah dan Pantai Poktunggal. Pantai Indrayanti sendiri nama aslinya adalah Pantai Pulang Sawah. Jadi terkenal dengan nama Indrayanti karena diambil dari nama pemilik restoran yang ada dikawasan tersebut. Namanya terpampang di papan nama didepan restoran tsb sehingga orang lebih mengenalnya dengan nama itu.
|
Pantai Indrayanti Gunung Kidul Jogyakarta |
|
Pantai Indrayanti Gunung Kidul Jogyakarta |
Pantainya sendiri indah, bersih dan dikelola dengan baik. Kabarnya kalau ketahuan membuang sampah sembarangan bisa kena denda Rp.10.000. Bibir pantainya tidak terlalu panjang. Awal-awal adek Naafi masih takut bermain ombak, tetapi lama-lama berani.
Perjalanan berikutnya dilanjutkan ke Pantai Drini, kami tidak memasuki kawasan pantai hanya mampir sebentar melihat pantainya dari tempat perahu nelayan berlabuh. Sayangnya kami tidak sampai menunggu saat sunset karena anak-anak mulai capek dan bosan sehingga meminta pulang.
|
Pantai Drini Gunung Kidul Jogyakarta |
Pulang dari sana, kami memasuki kota Jogya sudah malam sehingga memutuskan untuk langsung mencari makan malam. Daripada bingung-bingung kami memilih untuk lesehan makan gudeg yang berada didekat Tugu Jogya.
*Hari Ketiga
Tujuan kali kami memutuskan ke Candi Prambanan, walaupun saya sudah beberapa kali ke Jogya tetapi saya belum pernah masuk ke kawasan candi ini *kacian deh aku. Saat datang Alhamdulillah cuaca cerah dan kami sarapan dulu disana. Kalau menurut kami menunya ya biasa saja sih tetapi cukup mengganjal perut yang sudah lapar ini *ya jelas namanya saja kelaparan :).
|
Candi Prambanan Jogyakarta |
|
Candi Prambanan Jogyakarta |
Candi Prambanan atau Candi Loro Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahmasebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah. Berdasarkanprasasti Siwagrha nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna 'Rumah Siwa'), dan memang di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan. Sumber Wikipedia
|
Candi Prambanan Jogyakarta |
|
Candi Prambanan Jogyakarta |
|
Candi Prambanan Jogyakarta |
Dan beberapa jam setelah kami disana, hujan mengguyur dengan sangat derasnya untungnya kami sudah selesai mengelilingi kawasan candi. Karena hujan deras itulah akhirnya kami membantalkan tujuan perjalanan kami berikutnya dan memilih jalan-jalan didalam kota saja.
Lalu balik kehotel setelah Magrib untuk istirahat dan malamnya mencari makan dengan lesehan di Malioboro, ini juga ceritanya setelah saya membatalkan antrian saya digudeg Pawon yang terkenal tsb. Walaupun secara info katanya bukanya mulai jam 10 malam, tetapi ketika saya tiba disana sebelum jam tsb antrian telah panjaangg ditambah adek Naafi sangat rewel sehingga saya mengundurkan diri saja. Malioboro masih cukup rame walaupun waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Kami memilih seadanya saja diantara banyaknya lesehan yg berjejer. Saya memesan burung dara dan si bapak bebek 2 potong dan aloott kata sibapak :)) dengan diiringi 3 orang pengamen yang datang silih berganti bergantian. Oh ya malam ini Nadhif tidak ikut dan memilih tinggal dihotel karena merasa sudah capek dan pesan untuk dibungkusi saja.
|
Lesehan Malioboro |
* Hari Keempat
Ini adalah hari terakhir kami di Jogya untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Surabaya. Sekitar jam 10 check out, sarapan dulu di Gudeg Yu Djum sekalian membeli oleh-oleh tsb untuk orangtua, kakak dan adek. Setelah itu langsung cuss Surabaya.
Surabaya we are coming
#bersambung dibagian berikutnya kalau mood nulisnya sdh datang lagi :))