Sunday, September 16, 2007

Maafkan kami Nak..

Hari Sabtu sore minggu lalu Faca ada jadwal fisioterapi, untuk menggantikan jadwal hari Kamis yang tidak bisa dilakukan. Ada suatu pola tiap Bapaknya libur Didif pasti ngajak keluar jalan-jalan, alasannya karena dia merasa bosan dirumah terus. Ok, sebelumnya kami sudah bilang ke Didif kalau adiknya sore itu ada jadwal latihan, nanti jalan-jalannya sesudah adik selesai latihan, karena adik juga ingin ikut. Ternyata Didif tidak mau menerima alasan itu, sambil marah dia berkata kalau Didif harus duluan ke mall, sesudah itu beru nganter adik latihan. Ya tidak bisa seperti itu karena memang waktunya sudah mepet untuk berangkat ketempat latihan. Dengan bahasa yang lembut kami jelaskan kalau adik sudah ditunggu oleh mbak Dwi terapsinya untuk latihan, dan latihannya adik juga tidak lama setelah itu baru kita sama-sama ke mall. Kalau kita ke mall duluan, adik tidak bisa latihan, tp kalau sesudah latihan kita ke mall malah waktunya bisa lebih leluasa dan lebih enak.  Didif tetap tidak bisa menerima alasan itu, dia semakin marah saja dan dengan menangis tersedu sedu dia berkata, " kenapa sih selalu adik yang duluan aja, aku selalu terakhir, selalu begitu",. Ketika Didif berkata seperti itu hati mama langsung 'deg' miris dengarnya. Bapaknya lalu memeluknya dan menjelaskan bahwa adik perlu latihan karena adik sakit. Didif tetap saja menangis dan ngomong aku gak sayang sama adik.  Apakah itu hanya luapan emosi sesaat, atau memang perasaan yang selama ini dia pendam. Karena selama ini kami juga berusaha adil antara Didif dan Faca, walaupun Faca memang anak yang berkebutuhan khusus tapi itu tidak membuat kami selalu mendahulukan Faca. Kami juga melihat situasi prioritas mana yang harus didahulukan dulu. Setelah itu kami merenung, selama ini Didif kadang kelihatan ngalem sekali kepada kami, karena memang dia ingin menuntut perhatian kami. Mungkin kami tidak sadar ada beberapa tindakan kami yang mebuat dia cemburu kepada adiknya, atau kami terlalu menuntut agar dia juga mau mengerti kondisi adiknya padahal dia mungkin masih  kecil untuk mengerti tentang hal itu. Maafkan kami Nak, kalau ada tindakan kami yang membuat kamu sedih. Kami sayang sekali sama Didif.

No comments: