Ditengah koneksi internet yang sangat lambat ditempat baru kami sedangkan pakde sapidi belum terpasang karena nomer yang lama tidak bisa dipasang ditempat yang sekarang, aku tergelitik menulis ini, tadi sudah sempat ditulis tapi karena disconnect jadi hilang semua.
Malam ini aku lihat acara Kick Andy dengan tema “Kasih tiada Bertepi” dengan tamu2 yang luar biasa yaitu 4 orang ibu yang luar biasa dengan anak2 special mereka yang juga tidak kalah luar biasa. Tamu pertama seorang pemuda penyandang motor neuron disease (like Faca), yang kedua penyandang down syndrome, yang ketiga penyandang autisme dan terakhir penyandang cerebral palsy.
Ditengah obrolan mereka Andy Noya sempat bertanya kepada kakak dari tamunya yang penyandang DS “apakah kamu sempat punya perasaan malu kepada adikmu” sang kakak menjawab “tidak aku tidak malu”. Mas Nng yang juga sempat mendengar walaupun konsentrasinya tidak sepenuhnya diacara tsb gantian bertanya kepada Didif “Mas..malu tidak punya adik seperti adik Faca?”. Jujur aku sempat deg2an menunggu jawabannya karena pernyataan seorang anak biasanya adalah ungkapan yang jujur dari dasar hatinya. “Gak aku gak malu…buat apa aku harus malu”. Ya Alloh Alhamdulillah…ucapan itu yang keluar dari mulut 7 tahun anak lanangku.
Kalo ingat awal2 adiknya sakit dulu, diusianya yang 4,5 tahun Didif sempat berkata “aku gak mau punya adik yang gak bisa jalan”. Terus terang saat itu aku terpukul mendengarnya. Tapi seiring berjalannya waktu dan umur, Didif sudah mulai bisa mengerti apa yang terjadi pada adiknya. Meskipun kadang pertanyaan2 seperti “kenapa adik kok belum jalan2 juga, kenapa adik belum juga bisa ngomong, kapan adik bisa jalan, dll” kadang masih sering terlintas diucapannya. Dan pertanyaan2 kenapa itu yang sampai sekarang tetap harus diberikan penjelasan kepada dirinya sampai dia memang betul2 bisa mengerti dan memahami kondisi adiknya.
No comments:
Post a Comment