Friday, July 11, 2008

Satu profesi, beda spesialisasi beda pendapat

Tadi malam Faca kami bawa lagi ke Dsa untuk kontrol. Kali ini ke Dsa "R". Keluhan yang utama sekarang adalah masalah telinganya. Telinganya sejak dia mengalami gondongan kami perhatikan jadi meradang, mengeluarkan cairan dan bau yg tidak enak. Setelah diperiksa, kemudian si dokter ngomong kalo kesaya gondongan tidak saya beri obat apalagi antibiotik, karena ini virus. Penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya, paling yang saya kasih adalah obat penurun panas dan vitamin. Aku setuju dengan pendapat ini dan ini yang aku terapkan ke Didif. Tapi bagaimana kalo yang terkena kondisinya adalah seperti Faca yang mungkin mempunyai daya tahan tubuh yang lemah. Buktinya adalah kondisi gondongannya jauh lebih lama dan bengkaknya lebih besar daripada kakaknya, demamnya juga lebih lama ditambah sekarang ada komplikasi ketelinganya. Ketika aku tanya tentang kaitan gondongan dan telinga katanya tidak ada hubungannya, telinganya paling kotor saja dan jarang dibersihkan katanya. Nanti habis ini ke dokter THT saja bu, katanya. Padahal menurut artikel yg aku baca bisa saja ada komplikasi ke telinga.
Akhirnya kami langsung ke dr.THT, setelah diperiksa dokternya ngomong ini bisa saja komplikasi dari gondongannya itu. Saat dia demam kondisinya juga menurun bakterinya mudah masuk. Didiagnosis Faca kena otitis media akut (oma). Saya nanti pinjam resep dari dokter anaknya ya bu, kata DsTHT biar saya lihat antibiotik yg diberikan Dsa nya apa. Kami jawab Faca tidak diberikan resep antibiotik sama Dsa nya tadi cuma vitamin aja. Elhoo...kata DsTHT kok gak dikasih antibiotik sih sambil ngomong kalo Dsa 'R' terlalu teoritis. Kalo 'oma' itu biasanya infeksi karena bakteri, apalagi karena si pasien mempunyai daya tahan tubuh yang lemah. Kalo saya dapat pasien yg gondongan ya saya kasih antibiotik ato anti virus, kalo dibiarkan lama2 kan dapat menyebabkan infertilitas dan komplikasi lainnya, iya kalo pasiennya daya tahan tubuhnya kuat, kalo lemah bagaimana.
Waktu pulang didalam mobil kami ngobrol, kata mas Nng "yo saiki terserah kita mau pilih pendapat yang mana". Aku jawab "kalo aku ya masing2 pendapat buat saling melengkapi satu sama lain aja, Dsanya mungkin ada benarnya juga dan DsTHTnya juga begitu, tapi mungkin masih ada juga yang kurang tepat dari pendapat mereka". Ya kami sebagai konsumen medis yg awam juga masih harus banyak belajar terutama dari sumber2 yang dapat dipercaya entah itu bertanya kepada ahli yg mumpuni ataupun baca2 artikel dari internet, walopun kata mas Nng internet juga tidak selalu benar.


3 comments:

JuLia W said...

yup stuju... coba 2nd opinion bwt masing2 spesialisasi k dstht &dsa jg mbak... smoga cepet sembuh ;-)

JuLia W said...

yup stuju... coba 2nd opinion bwt masing2 spesialisasi k dstht &dsa jg mbak... smoga cepet sembuh ;-)

novi pambudi said...

ok...makasih ya :)