Dua hari sebelum lebaran, sepucuk kartu lebaran tergeletak diteras rumah dikirim oleh pak pos. Tumben hari gini ada kartu lebaran pikirku, begitu aku lihat aku langsung tersenyum sendiri ternyata kartu lebaran itu dikirim oleh Didif dengan alamat sekolahnya, yang berarti dia mengerjakannya disekolahnya. Sengaja kartu lebaran itu tidak aku buka, nunggu Didif pulang dari rumah eyangnya. Begitu dia pulang, langsung kutunjukkan ke dia.
Aku : "Dif, terimakasih ya kartu lebarannya sudah mama terima".
Didif : Sambil tersenyum malu, " Ma, maaf ya tulisanku jelek mungkin mama gak bisa baca".
Aku : "Gak sayang, tulisannya Didif bagus kok, mama bisa baca yang Didif tulis".
Didif : " Aku kok heran ya Ma, pak posnya kok tau alamat rumah kita padahal aku nulis nomernya salah".
Aku : "Oh..nomer rumahnya betul kok, mungkin sama bu guru dibetulin jadi pak posnya gak salah kirim".
Waktu bapaknya pulang, bapaknya sempat bertanya," Ma, ini apa?". Itu kartu lebaran dari Didif buka aja mas, sengaja memang belum aku buka nunggu mas pulang, kataku. Begitu Bapaknya buka dia juga tersenyum simpul. Didif lagi lagi meminta maaf ke Bapaknya karena tulisannya yang menurut dia jelek. Terimakasih Didif, kartu lebaran pertamamu buat kami akan kami simpan sebagai kenangan.